Jumat, 03 Desember 2010

Honda Brio Hanya Rp 120 juta. Akankah Diboyong ke Indonesia?


Kemunculan mobil termurah Honda, Brio, di Thailand International Motor Expo (TIME), Selasa (30/11/2010), memunculkan spekulasi, cepat atau lambat model ini bakal masuk ke Indonesia. Pasalnya, Indonesia adalah negara dengan potensi pasar terbesar di kawasan ASEAN saat ini.

PT Honda Prospect Motor (HPM), ATPM mobil Honda di Indonesia, ketika dikonfirmasi, mengaku masih melakukan studi. Padahal di Thailand, Honda mengumumkan rencana mulai menjualnya Maret tahun depan dengan harga 400.000 bath atau Rp 119,5 juta. Dari dimensi dan harga, model terbaru Honda ini punya peluang di Indonesia.

"Mudah-mudahan (cocok). Konsep Brio habis-habisan mengejar konsumsi bahan bakar irit dan emisi yang bersih. Saat ini masih studi. Indonesia belum disebut sebagai target pasar," ujar Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual HPM Jonfis Fandy ketika ditanya rencana pemasaran Brio di Indonesia. Sebelumnya, HPM pernah menyatakan membidik proyek mobil hijau jika peraturan sudah dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia.

"Brio lebih hemat dari Jazz dan ramah lingkungan. Harganya juga lebih murah," jelas Jonfis. Ketika ditanya kapan kemungkinan pemasaran Brio, Jonfis belum bisa mengemukakannya. "Belum ada rencana memasarkannya di Indonesia dalam waktu dekat," tutup Jonfis.

Konsep 4M

Brio yang sebelumnya disebut New Small Honda, mengusung konsep, "Manusia maksimum, mesin minimum”( 4M). Konsep pendekatan Honda pada mobil kecil ini adalah memaksimalkan ruang untuk orang dan meminimalkan ruang untuk komponen mekanis. Brio dikembangkan sebagai kendaraan komuter urban dengan panjang 3,610 mm, lebar 1,680 mm, dan tinggi 1.475 mm.

Sementara itu, Honda Motor Co. Ltd., dalam rilisnya mengatakan, untuk model produksi massal (yang dipamerkan masih dianggap prototipe), Brio akan menjadi mobil paling murah (entry-level). Segmen ini permintaannya cukup tinggi di negara-negera ekonomi berkembang, seperti Thailand dan India.

Tanpa menyebut spesifik Indonesia (kendati juga pernah dipamerkan di sini), Honda hanya menjelaskan, versi ini dikembangkan di Thailand dan India sesuai dengan kebutuhan konsumen di negara tersebut. Selain itu, Brio dikembangkan dengan memanfaatkan sumber-sumber bisnis sepeda motor dan pemasok komponen dan bahan baku, seperti lembaran baja di negara setempat.

Kalau di Thailand dan India, Honda mobil dan sepeda motor berada dalam satu kelompok bisnis, di Indonesia—meski pasarnya besar—terpisah. Bisnis sepeda motor justru berada dalam kelompok Astra dan menjadi saingan Honda dalam bisnis mobil Untuk Thailand, Honda mengklaim konsumsi bahan bakar 20 km/liter dan sudah memenuhi standar eco-car di negara tersebut. Adapun untuk India—diperkenalkan pada 2011—dibuat sesuai dengan kebutuhan pemakai lokal. Untuk menyeimbangkan antara performa dan harga (bisa lebih murah lagi), Honda akan lebih banyak menggunakan komponen lokal India.

"Honda ingin mengembangkan mobilitas lebih maju di Thailand, India, dan negara Asia lainnya (Indonesia tidak disebutkan secara khusus) dengan memperkenalkan kendaraan kecil dan efisien, didasarkan pengalaman Honda sendiri dari bisnis sepeda motor di Asia,” kata Takanobu Ito, Presiden dan CEO Honda Motor dalam rilisnya.